USM7uKzrSsmCaVoTHNCgNHTLw5k8mZOpxmzx7nna
Bookmark

Kisah Perjuangan keturunan Bima di CEYLON


GOWA 1753: Usman atau Amas Madina adalah keturunan Bima-Gowa yang diasingkan ke ceylon Srilangka oleh Belanda. Dia adalah putra Sultan Abdul Quddus dan ibunya, Sultanah Kemala, bumi partiga alias Karaeng Balasari, dari Bima Kakak dari Sultan Abdul Kadim.   

Pada usia enam tahun (1753), Batara Gowa II dinobatkan sebagai Raja Gowa ke-26 dan Lantik penuh pada 1765. Hati nurani Batara Gowa II menentang keras dominasi Belanda yang dipaksakan melalui Korte Verklaring (Perjanjian Pendek),  Ia memilih melarikan diri ke Bima, kampung halaman ibunya, ketika pasukan Belanda meningkat.  Belanda menangkap nya di Bima dan menuduh dia berserikat dengan Inggris setelah itu, mereka membuangnya ke tempat yang jauh. 

KONDISI DI TANAH RANTAU 

Ceylon (Sri Lanka) , 1767: Batara Gowa II di Ceylon tidak menyerah. Ia membangun gerakan bawah tanah, mengajar pemuda setempat, dan membangun kekuatan untuk melawan penjajahan Belanda. Semangat juangnya diwariskan kepada anak-anaknya. Dari pernikahan mereka, lahir Karaeng Sangunglo, seorang ksatria yang dihormati dan ditakuti di Inggris yang disebut sebagai "Prince Fat and Tall Malay". Meskipun Karaeng Sangunglo meninggalkan resimen kolonial Belanda, mereka memilih untuk berperang. Ia mengabdi kepada Kerajaan Kandy di bawah Raja Nayakkar Kirthi Rajashina bersama pengikut Melayunya. Karaeng Sangunglo diberi gelar kehormatan "Muhandiran" dan diangkat menjadi komandan pasukan Melayu Kandy berkat keahlian bela diri dan strategi Gowa. 

 PAHLAWAN DI CANDY

Dalam Perang Inggris-Kandy I, atau Perang Anglo-KandyFirstly, the Sangunglo clan made a significant contribution.. Pasukan Kandy yang dipimpinnya, meskipun memiliki senjata tradisional, berhasil mengalahkan pasukan Inggris yang dipimpin Mayor Davie. Namun, dalam pertempuran yang sengit itu, Mayor Davie menembak Karaeng Sangunglo saat melindungi pasukannya. Ironisnya, dua saudara tirinya yang memilih untuk setia kepada Inggris juga tewas di tempat yang sama. Jenazah Karaeng Sangunglo dimakamkan secara Islami di Taman Makam Kerajaan Kandy dengan upacara militer. Raja Kandy mengagumi keberaniannya dan menganggapnya sebagai simbol perjuangan Ceylon melawan penjajah, semangat yang membawa Sri Lanka kemerdekaan pada tahun 1947

Dengarkan
Pilih Suara
1x
* Mengubah pengaturan akan membuat artikel dibacakan ulang dari awal.
Posting Komentar